Label

Total Tayangan Halaman

Rabu, 22 Februari 2012

Cercah-cercah Harapan


Cercah-cercah Harapan

Wahai Dzat Yang menguasai semua langit bumi dan seluruh isi celah yang ada
Inilah percikan kata yang tertuang dalam ruang tanpa penyangga
dari seorang budak yang melanglang ke buana rasa mencoba menembus karsa

Wahai Dzat yang mengetahui segala isi sudut-sudut hati
Ada segumpal rasa tak terperi, menggelayut, menanti
Mewarnai hari yang tak kunjung penuh berisi

Wahai Dzat yang Menguasai setiap lapis ruang dan waktu
Ada sebongkah jiwa mengharu biru membungkam suku-suku
dan menguatnya rasa diburu oleh cepatnya waktu berlalu

Wahai Dzat yang Keagungannya Mempesonakan
Ada cercah-cercah harapan senantiasa Kau tebarkan bagi jiwa-jiwa yang bertahan
Melangkah di semua macam titian dengan tetap mengembangkan senyuman


Kajang, 19 Desember 2010.

Selasa, 21 Februari 2012

AIR MATA CINTA 2


AIR MATA CINTA 2


Air mata membuncah pecah
Ketika mata hati menerawang ke berbagai wujud makhluk
Hanya satu kata...makhluk...tak ada yang mati dan hidup
Karena bagi al Khayyu ...segala sesuatu adalah hidup...
Semuanya bertasbih kepada-Nya dan bersujud
Kecuali kesadarannya tertutup nafsu yang mewujud

Wahai alam raya...apa yang telah ku perbuat untukmu...?
Adakah aku bermanfaat bagimu...?
Adakah kau berharap padaku...?

Ketika tangan, kaki, mata dan kepala tak menjangkau tuk menjamahmu
Bahkan menyebut namamu satu persatu pun tak mampu
Ijinkan hati memelukmu dalam rasa, air mata dan untaian kata... I love U...


Karunia-Nya menghubungkan antar sesama
Cinta alam semesta melalui taburan do'a-do’a.


Bangi, 19 Februari 2012.

Sabtu, 18 Februari 2012

AIR MATA CINTA 1


AIR  MATA CINTA 1

Air mata cinta
Memancar dari celah-celah terbuka...bak cahaya
Tidak kuasa membawa dusta
Pun tidak ada unsur duka nestapa

Hanyalah air mata
Yang mengalir diiringi memerahnya raga dan jiwa
Meregang menangkap gelombang-gelombang  cinta
Yang dahsyat membahana

Ekspresi cinta seorang hamba
Yang merasa hina papa
Namun berani menyatakan cinta
Sesungguhnya ...air mata hanyalah bukti ketakutannya
Hamba tak mempunyai hak apa-apa atas apa-apa
Kecuali sekedar  apa-apa yang digerakkan oleh-Nya untuknya

Air mata dan keberaniannya menyatakan cinta
Hanyalah karunia cinta-Nya semata.


Bangi, 19 Februari 2012

Selasa, 07 Februari 2012

Serpihan Kata-kata 2

Serpihan Kata-kata 2
Oleh: Ro’fah Setyowati


Ini pun hanya serpihan kata-kata
Yang menyesaki dada
Yang ditoreh oleh jiwa - jiwa dahaga
Agar terhubung pada jiwa dengan dahaga sama

Yang berkecamuk berebut menuju ke ufuk
Yang memancar dari cahaya terpendar
Yang menyeruak dari jendela jiwa
Yang diangkat dari dataran rasa yang sibuk mengangkasa
Yang dipetik dari balik tirai sukma yang tercabik
Yang dipupuk dengan serbuk-serbuk cinta
Yang disiram oleh rindu-rindu membelenggu
Yang dirangkai bersama cinta bersemai
Yang dibingkai keriangan bersorak sorai

Demi meraihselamatkan  asa yang kan binasa
Mengukir  jiwa-jiwa dahaga
Merasuki sukma-sukma bersahaja
Mengangkat derajad menawar hasrat

Bagi menarik hati yang beranjak pergi
Menyeberangi  lautan di kedalaman tak bertepi
Membuang sepi mengisi hari
Menggapai matahari sepenuh hati 


Bangi, 8 Februari 2012

Senin, 06 Februari 2012

Serpihan Kata-kata 1


Ini hanyalah serpihan kata-kata
Dari sebongkah jiwa yang dipenuhi  tanya
Mengapa, bagaimana, apa, dimana, berapa, dan seterusnya

Ini hanyalah serpihan kata-kata
Yang dipungut dari luasnya alam maya pada
Dari ujung pandangan mata hingga katulistiwa minda

Ini hanyalah serpihan kata-kata
Yang disusun dari timbunan makna
Yang menggantung di awan mendung
Ini hanyalah serpihan kata-kata
Yang menari-nari  menghiasi hari
Demi menggapai pelangi berwarna warni

Ini hanyalah serpihan kata-kata
Yang  mengharu biru menunggu waktu
Dan selalu turut menjemput maut


Bangi, 1 Okt 2010

Minggu, 05 Februari 2012

Manusia dan Kesadaran



Dari perspektif metamorfosis, kelahiran adalah suatu perkembangan signifikan dari suatu bentuk dan keadaan menjadi bentuk dan keadaan yang sangat berbeda meski tidak merubah substansi zatnya.
Manusia lahir pertama dari garba ibunya.
Lahir yang kedua dari kesadarannya.
Kelahiran ketiga dan seterusnya...juga dari kesadarannya.
Tanpa kesadaran, manusia tidak ada artinya.
Besar dan kuatnya eksistensi manusia adalah seluas kesadarannya terhadap diri, ruang dan waktu yang melingkupinya di hadapan Sumber Segala Kesadaran..
Kesadaran yang hakiki jika ia memahami konsep  “sebelum ada”, “ketika ada” dan “setelah tidak ada” dan proses-proses yang menyertainya.
Pintu kesadaran hakekatnya adalah ilmu, sedangkan alatnya adalah akal dan wahyu.
Pintu ilmu adalah membaca dalam arti seluas-luasnya.
Untuk mendapatkan kesadaran hakiki, ilmu yang menjadi pintu semestinya selalu diuji kebenarannya dan kekuatannya.
Pintu-pintu ujian ilmu yang utama dengan membuka seluas-luasnya batas cakrawala,
termasuk membuka diri terhadap masukan dan kritikan yang ada, karena boleh jadi ada kesadaran lain
yang dikirim Sang Penguasa Kesadaran untuk membenahi, memperkuat atau memperluas kesadaran yang sudah ada.
Akankah kita lahir kembali di dunia ini atau hanya berkembang saja ?

Wahai Pemilik Kesadaran Universal....
Layakkan dan masukkan kami dalam wilayah kesadaran-Mu...
Pelihara dan kembangkanlah kesadaran hingga yang memungkinkan bagi kami
Karena sesungguhnya Engkaulah Penguasa segala kemungkinan dan Engkau mencintai orang-orang yang mendamba kesadaran universal
Kami berlindung kepada-Mu dari ketidaksadaran atau kekurangsadaran dan segala turunannya.
Dan persaudarakan kami dengan hamba-hamba yang Kau limpahi kesadaran ke arah kesadaran universal.


Bangi, 14 Desember 2011

Sabtu, 04 Februari 2012

BERLALULAH WAHAI KEINGINAN-KEINGINAN


Wahai keinginan-keinginan…
kutinggalkan engkau….
karena keberadaanmu menjadi beban,
membelenggu,
memenjarakan,
mengikat erat,
membungkam,
menulikan pendengaran,
mendominasi pikiran,
menyempitkan dada,
mengaburkan pandangan,
mengotori hati, dan
memenuhi semua ruang dengan kesia-siaan.

Kau pun telah membutakanku dari melihat warna putih dan hitam,
Kau menyesatkanku dengan keindahan dan kebahagiaan semu.
Dan yang jelas…kau telah menghijabku dari mengenal keutamaan dan kemuliaan.

Cukuplah bagiku harapan…
yang menemaniku sepanjang nafas ini berjalan.
Karena dialah aku ini memandang kedepan.
Dan kepadanyalah aku dapat bersandar.

Selangor DE, 26 April 2010


Makna 'Hidup'

Makna 'Hidup'

'Hidup' adalah kesempatan untuk berbuat, sekaligus untuk menyaksikan akibat semua perbuatan. Karena ciri sebuah kehidupan ada pada aktifitasnya, perbuatannya, perubahannya. Maka sesungguhnya perbedaan antara 'hidup' dan mati, hanya pada perannya saja, aktif dan pasif.

Dalam salah satu hadits qudsi, Allah pernah menyampaikan,"Cukuplah kematian itu sebagai peringatan".

Maka Allah memberikan 'kehidupan' kepada akal, pikiran, hati, penglihatan n pendengaran bagi manusia untuk bisa menjawab setiap 'kematian', baik diluar dirinya maupun dalam dirinya sendiri...yang mau memanfaatkan 'kehidupan'-nya.

Jual Beli Dengan Allah

Jual Beli Dengan Allah

Sungguh....Allah Maha Santun..lagi Maha Lembut....
Siapakah sesungguhnya Penjual dan yang berhak menjual ?
Bukankah hanya 'yang' memiliki sesuatu dan memerlukan 'keuntungan' ?
Sesungguhnya siapakah pembeli dan yang dapat (mempunyai daya untuk) membeli ?
Bukankah hanya 'yang' membutuhkan/menginginkan sesuatu dan dapat membayar dengan sesuatu sesuai dengan 'nilai'. Dimana nilai keuntungan sebanding dengan nilai pembayaran...?
Bukankah segala sesuatu adalah milik Allah...?
Bahkan manusia-pun bagian dari milik-Nya...?

Mengapa Allah menciptakan manusia, memberi segala keperluannya dan membeli kembali diri manusia yang beriman beserta harta yang telah diberikan-Nya dengan bayaran syurga...?

Terlepas dari persoalan qudrat dan iradat-Nya... ada beberapa pemahaman yang dapat ditarik dari pola hubungan hamba dan khalik dalam perspektif jual beli tersebut.

Pertama, Allah menggunakan bahasa manusia yang cenderung menerapkan konsep perniagaan dalam setiap hubungan2. Untung rugi menjadi paradigma kehidupan... Maka ini merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk 'menarik' perhatian manusia...

Kedua, konsep jual beli memang merupakan konsep utama dalam berbagai hubungan manusia, selain pemberian-pemberian...dan dalam hal ini Allah 'menempatkan Diri' dalam posisi yang 'akrab' dengan manusia...sebagaimana salah satu hadits Qudsi :
"Cukuplah Allah sebagai kawan dekat..."

Kembali dalam konsep jual beli...maka semestiya manusia berfikir...betapa Allah Maha Pemurah... memberikan sesuatu, membeli kembai sesuatu tersebut dengan membayar dengan sesuatu yang jauuuuuuuh lebih berharga dari seluruh isi dunia... yaitu syurga...

Sesungguhnya dari mekanisme tersebut, terlihat sangat nyata...bahwa Allah hanyalah ingin memberi dan memberi kebaikan kemuliaan..kepada orang-orang yang mau beriman...
Jika fenomena ini dilihat dari kacamata seorang hamba yang tahu diri...maka...sesungguhnya yang layak baginya adalah posisi sebagai 'pembeli'...karena pastilah setiap hamba membutuhkan rahmat dan pertolongan-Nya sementara Dia tidak membutuhkan apa2 dari makhluk-Nya..

Rahmat Allah hanya bisa dibeli oleh orang yang beriman.
Rahmat Allah hanya bisa dibeli dengan diri dan harta yang diterimanya.
'Diri' yang dimaksud adalah ke-tundukan, kepatuhan/ketaqwaan, dan orientasi perhatian n kecintaan.....serta segala potensi yang dilekatkan Allah pada seorang hamba...
Dengan demikian, setiap amal...lahir dan batin..yang tertuju kepada-Nya adalah bagian dari pembayaran. Setiap pengorbanan pun bagian lain dari pembayaran tersebut..apapun bentuknya...

Jika telah demikian mekanisme ini berjalan dan dapat dibuktikan konsistensinya...maka syurga dunia dan akhirat...adalah haknya para hamba...
Subhanallah..walhamdulillaah walaa ilaaha illaallaahu Allaahu Akbar...

Bagaimana kalau hal ini dilihat dar perspektif lain...?
Semoga berlanjut.... Insya Allah....

Cahaya dan Kebaikan

Cahaya adalah kebaikan
Kebaikan adalah cahaya

Cahaya memancar disekitarnya sehingga apa-apa yang semestinya nampak, maka nampaklah ia
Cahaya yang mampu manampakkan warna asli dari setiap yang ada, hanyalah cahaya putih
Bukan cahaya berwarna-warni seperti dalam pesta.

Kebaikan mampu membukakan mata, baik mata hati, pikiran dan mata kepala.
Satu kebaikan ada yang menimbulkan kebaikan lainnya.
Ada satu kebaikan yang mempunyai usia sepanjang masa.
Namun ada juga kebaikan yang hanya sesaat saja.

Kebaikan akan menjadi cahaya jika disambungkan kepada sumber segala sumber cahaya.
Sesungguhnya yang mampu menebar n memancarkan cahaya hanyalah pemiliki cahaya.
Tanpa itu semua, maka kebaikan tak mempunyai daya pancar.
Inilah yang dimaksud fatamorgana kebaikan, kebaikan semu dan kebaikan palsu.
Olehkarenanya, keikhlasan adalah telaga kebaikan dan berarti telaga cahaya.
Akankah sebuah telaga itu menjadi samudra…? Mengapa tidak…?
Jika setiap ruas, sel dan bahkan molekul yang ada pada diri adalah kebaikan.
Bagaimana bisa…? Jika masing-masing mampu berbuat kebaikan tanpa henti.
Bagaimana caranya …? Dengan membingkai semua amal lahir, batin dan sir dalam ridlo dan syukur serta denyut dzikir yang terus mengalir.

Senyuman adalah cahaya
Memberi adalah cahaya
Mengabdi adalah cahaya
Berfikir adalah cahaya
Menganalisis adalah cahaya
Membaca adalah cahaya
Menahan lapar adalah cahaya
Doa-doa adalah cahaya

Ada cahaya yang memancar dan semakin terang
Namun ada pula cahaya yang ketika dipancarkan berpendar dan semakin hilang

Pilihan Orientasi Kehidupan

Bismillaahirrahmaanirrahiim….

Hidup adalah pilihan
Untuk tersenyum gembira atau bersedih dan merana…
Karena selalu ada hal2 yang bisa membuat kita tersenyum, selain pasti ada pula yang membuat kita bersedih…kecewa atau bahkan marah…
Tinggal kita pilih yang mana yang akan kita hidup-hidupkan dan memenuhi sebagian besar ruang hati kita.
Ketika sebagian besar ruang hati kita telah dipenuhi dengan syukur…maka kesedihan, kekecewaan bahkan kemarahan…seperti tak punya tempat…

Ketika harapan tidak tepat diletakkan
Dia hanya akan menyebarkan virus kekecewaan.

Hanya Dialah yang layak menjadi sandaran
Karena Dialah pemilik tali kokoh yang bisa dipegang
Sehingga…. Dialah orientasi kehidupan