Label

Total Tayangan Halaman

Selasa, 07 Februari 2012

Serpihan Kata-kata 2

Serpihan Kata-kata 2
Oleh: Ro’fah Setyowati


Ini pun hanya serpihan kata-kata
Yang menyesaki dada
Yang ditoreh oleh jiwa - jiwa dahaga
Agar terhubung pada jiwa dengan dahaga sama

Yang berkecamuk berebut menuju ke ufuk
Yang memancar dari cahaya terpendar
Yang menyeruak dari jendela jiwa
Yang diangkat dari dataran rasa yang sibuk mengangkasa
Yang dipetik dari balik tirai sukma yang tercabik
Yang dipupuk dengan serbuk-serbuk cinta
Yang disiram oleh rindu-rindu membelenggu
Yang dirangkai bersama cinta bersemai
Yang dibingkai keriangan bersorak sorai

Demi meraihselamatkan  asa yang kan binasa
Mengukir  jiwa-jiwa dahaga
Merasuki sukma-sukma bersahaja
Mengangkat derajad menawar hasrat

Bagi menarik hati yang beranjak pergi
Menyeberangi  lautan di kedalaman tak bertepi
Membuang sepi mengisi hari
Menggapai matahari sepenuh hati 


Bangi, 8 Februari 2012

Senin, 06 Februari 2012

Serpihan Kata-kata 1


Ini hanyalah serpihan kata-kata
Dari sebongkah jiwa yang dipenuhi  tanya
Mengapa, bagaimana, apa, dimana, berapa, dan seterusnya

Ini hanyalah serpihan kata-kata
Yang dipungut dari luasnya alam maya pada
Dari ujung pandangan mata hingga katulistiwa minda

Ini hanyalah serpihan kata-kata
Yang disusun dari timbunan makna
Yang menggantung di awan mendung
Ini hanyalah serpihan kata-kata
Yang menari-nari  menghiasi hari
Demi menggapai pelangi berwarna warni

Ini hanyalah serpihan kata-kata
Yang  mengharu biru menunggu waktu
Dan selalu turut menjemput maut


Bangi, 1 Okt 2010

Minggu, 05 Februari 2012

Manusia dan Kesadaran



Dari perspektif metamorfosis, kelahiran adalah suatu perkembangan signifikan dari suatu bentuk dan keadaan menjadi bentuk dan keadaan yang sangat berbeda meski tidak merubah substansi zatnya.
Manusia lahir pertama dari garba ibunya.
Lahir yang kedua dari kesadarannya.
Kelahiran ketiga dan seterusnya...juga dari kesadarannya.
Tanpa kesadaran, manusia tidak ada artinya.
Besar dan kuatnya eksistensi manusia adalah seluas kesadarannya terhadap diri, ruang dan waktu yang melingkupinya di hadapan Sumber Segala Kesadaran..
Kesadaran yang hakiki jika ia memahami konsep  “sebelum ada”, “ketika ada” dan “setelah tidak ada” dan proses-proses yang menyertainya.
Pintu kesadaran hakekatnya adalah ilmu, sedangkan alatnya adalah akal dan wahyu.
Pintu ilmu adalah membaca dalam arti seluas-luasnya.
Untuk mendapatkan kesadaran hakiki, ilmu yang menjadi pintu semestinya selalu diuji kebenarannya dan kekuatannya.
Pintu-pintu ujian ilmu yang utama dengan membuka seluas-luasnya batas cakrawala,
termasuk membuka diri terhadap masukan dan kritikan yang ada, karena boleh jadi ada kesadaran lain
yang dikirim Sang Penguasa Kesadaran untuk membenahi, memperkuat atau memperluas kesadaran yang sudah ada.
Akankah kita lahir kembali di dunia ini atau hanya berkembang saja ?

Wahai Pemilik Kesadaran Universal....
Layakkan dan masukkan kami dalam wilayah kesadaran-Mu...
Pelihara dan kembangkanlah kesadaran hingga yang memungkinkan bagi kami
Karena sesungguhnya Engkaulah Penguasa segala kemungkinan dan Engkau mencintai orang-orang yang mendamba kesadaran universal
Kami berlindung kepada-Mu dari ketidaksadaran atau kekurangsadaran dan segala turunannya.
Dan persaudarakan kami dengan hamba-hamba yang Kau limpahi kesadaran ke arah kesadaran universal.


Bangi, 14 Desember 2011